S P A S I

Kita telah belajar banyak dari s p a s i, bahwa hadirnya jarak telah mencipta begitu banyak makna. Namun rasanya teramat naif bila kini aku berkata: aku begitu menikmati keterpisahan ini—detik-detik ketika hanya bisa bicara pada udara. Waktu memang terlalu angkuh untuk mengerti betapa jahatnya rindu yang mendera. Hingga bila kita mau jujur melihat ke balik jiwa, ada luka di sana, yang tak pernah butuh pemulihan apa-apa kecuali jumpa.

Apa yang semalam turun bersama hujan—apakah harapan atau sekadar kenangan? Barangkali hanya waktu yang benar-benar tahu. Tapi bukankah waktu ada di pihak kita? Jadi tak ada lagi yang perlu kita takutkan kecuali Tuhan. Tidak badai, tidak juga gempa. Terlebih hanya angin biasa.

Aku akan menjemputmu di sebuah taman tanpa bunga. Di taman itu, mungkin juga tak ada kolam air mancur, patung-patung artistik, atau hiasan apa saja sebab kehadiranmu saja sudah mengindahkan semuanya.

Tulisan Dikutip dari

SaveSave

Published by

nurun ala

Laki-laki yang sedang belajar mencintai.

35 thoughts on “S P A S I”

  1. “Seindah apa pun huruf terukir, dapatkah ia bermakna apabila tak ada jeda? Dapatkan ia dimengerti jika tak ada spasi? Bukankah kita baru bisa bergerak jika ada jarak? Dan saling menyayang bila ada ruang?”
    ― Dee, Filosofi Kopi: Kumpulan Cerita dan Prosa Satu Dekade

    salam kenal 🙂

  2. “Aku akan menjemputmu di sebuah taman tanpa bunga. Di taman itu, mungkin juga tak ada kolam air mancur, patung-patung artistik, atau hiasan apa saja sebab kehadiranmu saja sudah mengindahkan semuanya.”

    gombal banget kak? 🙂 saya tebak penggemar tulisan kakak dan yang beli bukunya kebanyakan perempuan ya? :p

  3. apa yang disebut spasi–jarak–sebenarnya adalah ruang di mana rindu itu berada dan adakalanya jarak itu perlu untuk kita tahu seberapa pentingkah orang yang berjarak dari kita itu 😀

  4. Reblogged this on dewirhy09 and commented:
    “Waktu memang terlalu angkuh untuk mengerti betapa jahatnya rindu yang mendera. Hingga bila kita mau jujur melihat ke balik jiwa, ada luka di sana, yang tak pernah butuh pemulihan apa-apa kecuali jumpa.”

  5. jeda, jarak, spasi terlihat sama tapi berbeda, sebelumnya lama tak jumpa dengan tulisan azhar 🙂 apa kabar dan baru sempat dibaca ternyata ada kata- kata spasi disana..mengenai spasi opini saya seperti ini ” spasi kita dengan yang dirindu menenggelamkan kita pada tuhan yang slalu merindukan orang-orang yang selalu menyelipkan spasi di sana..tuhan mencintai orang- orang yang punya spasi dalam problem hati.. tak dipungkiri spasi punya arti tersendiri bagi saya saat ini, terasa dekat dengan tuhan.. terasa dekat dengan kalamnya .. seperti halnya kedua telinga kanan dan kiri meskipun ada spasi disana tetapi mereka tetap bisa terhubung .. urusan kalbu hanya tuhan yang tau.. yang bisa menyampaikan jika spasi nanti akan dipertemukan dengan tanda penghubung sehingga bisa terlihat menyambung.. tanda penghubung itu buah dari kesabaran kita sama halnya udara yang akan jenuh ketika ia mengembara.. tuhan yang maha menetukan sampai dimana titik jenuh udara yang diibaratkan dengan perasaan rindu ” 🙂 semangat nulisnya ya

  6. Spasi, waktu, jarak, keterpisahan. Selalu dan selalu sensitif dengan kata-kata itu. Bolehkah kita mengutuk jarak yang terjadi ini ?

  7. Reblogged this on Cerita Matahari and commented:
    “Waktu memang terlalu angkuh untuk mengerti betapa jahatnya rindu yang mendera.”

    Bisakah waktu berjalan sedikit lebih cepat lagi ? Aku sudah lelah meramu namamu dengan rindu

Tinggalkan Kesan...